Mewujudkan Cita-Cita Kyai dengan Menyinergiskan Tahfidz Qur’an dan
Pelajaran
Penyinergisan antara tahfidz qur’an dan mata pelajaran sangat sulit ditemukan di Indonesia ini atau bahkan dalam skala dunia, tapi ust. Manshur dapat membuktikannya di awal mula berdirinya Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan MTs-MA (PTYQM MTs-MA). Bagaimana kisahnya? Berikut wawancara Abyan Dzaka’ dan Dzikri Hanif dengan Drs. H. Manshur, M. S. I.
Dengan
mengenakan kaos dan sarung serta memakai peci putih, ust. Manshur menyambut
mimpi MENAWAN dengan hangat di depan rumahnya. “Ayo, silahkan duduk.”pintanya
kepada Magazine.
Di depan rumahnya, tertata rapi 6 buah kursi yang mengelilingi 1 buah
meja hidangan berukuran mini. “Jadi apa yang mau dibicarakan?”tanya ust.
Manshur to the point. mimpi MENAWAN langsung menjelaskan maksud dan tujuan mimpi
MENAWAN kepada ust. Manshur agar menceritakan sejarah berdirinya PTYQM MTs-MA.
Dengan menggunakan voice recorder, mimpi MENAWAN merekam serta
mencatat apa yang diceritakan ust. Manshur. “PTYQM merupakan kelanjutan dari
Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak (PTYQA) yang terletak di desa Krandon,
kecamatan Kota, kabupaten Kudus.”ujar ust. Manshur mengawali ceritanya.
“Sejak dulu K. H. M. Ulin
Nuha Arwani dan K. H. M. Ulil Albab Arwani, selaku pimpinan Pondok Tahfidz
Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) ingin mempunyai pondok modern yang berbasis sekolahan
dengan memadukan Antara tahfidz qur’an dan pelajaran formal atau ilmu
pengetahuan, serta bahas kesehariannya Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.”papar
ustadz kelahiran 1961 tersebut.
“Untuk merealisasikannya, K. H. M. Ulin
Nuha Arwani dan K. H. M. Ulil Albab Arwani mendatangkan ustadz pengabdian dari
pondok modern Gontor untuk mendidik santri di PTYQA, namun usaha tersebut tidak
berhasil.”tambah ustadz 3 anak itu. Hingga harus menunggu beberapa tahun
lamanya, sampai akhirnya muncullah setitik harapan untuk mewujudkan keinginan
pimpinan PTYQ, yaitu dengan berdirinya PTYQM MTs-MA.
Maka dari itu, pada tanggal 8
Mei 2008 ustadz Manshur di suruh datang ke kediaman K. H. Ma’shum AK, pimpinan
Yanabi’ul Qur’an, untuk didaulat memimpin MTs. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (dulu
baru MTs yang berdiri, Red). Kemudian ustadz yang sudah berkepala lima itu
diperintahkan untuk menemui K. H. M. Ulin Nuha Arwani dan K. H. M. Ulil Albab
Arwani.
“Pak Manshur, itu MTs siswanya menghafal
Al-Qur’an. Adapun isinya, terserah Pak Manshur yang penting jangan
menghalangi siswa menghafal Al-Qur’an.”pesan K. H. M. Ulin Nuha Arwani ketika
ustadz Manshur menemui beliau. “Diniati berkhidmat pada A-Qur’an, ya!”imbuh K.
H. M. Ulil Albab Arwani.
Setelah itu, ustadz Manshur melangkah untuk
mendesain pondok ini dengan hanya mengajarkan 5 ilmu agama, yaitu : 1.
Sumber dari segala sumber adalah Al-Qur’an, 2. Kunci ilmu yaitu Bahasa dan
Matematika, 3. Ilmu tauhid melingkupi
Fisika, Biologi, Kimia, dan Geografi, 4. Ilmu Ibadah meliputi Fiqih dan Tafsir
Hadist, 5. Ilmu mu’amalah (pergaulan antar manusia) mencangkup Akhlak, PKn,
Sejarah, TIK, dan Olahraga.
“Jadi di PTYQM MTs-MA tidak
ada istilah ilmu umum, karena pemisahan ilmu umum dan agama adalah produk
penjajah yang membuat Islam terbengkalai.”tegas ustadz lulusan Pondok Modern
Gontor tersebut.
Dengan menyederhanakan
pemahaman ilmu hanya 5 ilmu agama, setidaknya bisa meringankan beban
pikiran anak sehingga mereka tidak merasa berat dan juga tidak terganggu
pikirannya. “Dengan demikian,
tahfidz mereka tidak terganggu. Hal ini sejalan dengan pesan K. H. M. Ulin Nuha
Arwani.”terang ustadz yang menamatkan pendidikan S-2 jurusan PAI di IAIN Wali
Songo Semarang itu.
Ketika disinggung mengenai lokasinya yang terpencil (Menawan,
Red) serta tentang tanahnya, beliau mengungkapkan bahwa pendirian sebuah
madrasah minimal 5 km dari madrasah yang sudah ada. Oleh karenaitu,
yayasan Arwaniyyah mencari tempat terpencil dan menemukannya di desa Menawan
ini. Selain jaraknya jauh dari madrasah yang sudah ada, juga suasananya yang
hening dan sejuk sehingga sangat mendukung untuk menghafal Al-Qur’an.
Sedangakan tanahnya adalah tanah wakaf dari H. Tas’an Wartono seluas 1 ha dan
tanah wakaf dari Hj. Masfu’ah Mahasin Kroya seluas 1 ha juga yang baru diwakafkan
pada tahun 2013 kemarin. Dari tambahan tanah tersebut, bertambahlah
fasilitas pondok, seperti: Dua lapangan futsal, laboratorium permanen, lapangan
bola voli, lapangan bola basket, dan lain-lain kecuali lapangan sepak bola.
Mengenai dana pembangunan PTYQM MTs-MA, beliau
menjelaskan bahwa dana pendirian gedung pertama kali berasal dari
Departemen Agama (Depag). “Kemudian untuk keperluan lain, pondok mendapat
sumbangan dari para donator, Antara lain H. M. Chilmi yang menjabat sebagai
pengusaha Mubarok Food, para guru dan karyawan MAN 1 KUDUS, H. A. Haris yang
merupakan wali Abdullah Taufiq Irsyad, serta donator-donator lainnya yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu.”ujar kepala pelaksana harian PTYQM tersebut.
Pada tanggal 8 Agustus 2009, Direktur
Pendidikan Madrasah Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Drs. H.
Firdaus, M. Pd. Meresmikan
Madrasah Tsanawiyyah Tahfidz Yanbu’ul Qur’an dan diabadikan dengan batu nisan bertandatangan beliau
yang sekarang diplester di dinding kantor. Sedangkan hari lahirnya
Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan diyakini pada tanggal 5 Maret 2009
Sistem Pengajaran
Di PTYQM MTs-MA, para ustadz dituntut untuk mengajar dengan cara
yang menyenangkan, mudah dipahami, dan ikhlas. Sehingga ilmu bisa lama melekat
dalam ingatan siswa.
` “Adapun system pengajaran di PTYQM MTs-MA yaitu menggunakan
system belajar tuntas, artinya guru tidak boleh memberikan PR pada siswa. Jadi
gurumengajar hingga siswa paham, kemudian guru memberi tugas pada siswa dan
langsung dikumpulkan ke gurunya untuk dikoreksi. Sehingga, siswa pulang sekolah
tidak mempunyai beban tugas sekolah.”beber ustadz yang masuk Koran Radar Kudus
sebanyak tiga kali tersebut.
“Dengan demikian, mereka bisa berkonsentrasi
menghafal Qur’an. Sehingga, Antara tahgidz qur’an dan pelajaran formal dapat
berjalan secara sinergis (bersama-sama, Red), tidak ada yang lebih utama
diantara keduanya. Bahkan, keduanya adalah suatu yang integral, satu kesatuan
yang tidak dapat dipisah. Inilah yang menjadikan PTYQM MTs-MA menjadi pilihan
utama yang dicari para wali santri.”lanjut ustadz Manshur dengan semangat.
Ustadz Manshur berharap bahwa suatu saat nanti
pondok ini adalah titik kebangkitan umat Islam. “Saya berharap pondok ini akan
menjadi mercusuar dunia yang mana para lulusannya hafal Qur’an, mengetahui
isinya, menguasai ilmu pengetahuan, dan siap menyambut ERA BARU KEJAYAAN
ISLAM.”koar ustadz yang juga menjabat Kepala MTs. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an
tersebut. (v28&dhi)
Kamis,
20 Maret 2014
maaf sebelumnya kak? apakah anda mempunyai data-data mengenai PTYQ yang lain? karena saya sangat membutuhkan sebagai data observasi saya. terimakasih.
ReplyDeleteTerimakasih ka atas infonya, sangat membantu 👍
ReplyDelete