Friday, August 21, 2015

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK TAHFIDZ YANBU’UL QUR’AN MENAWAN MTS-MA


Mewujudkan Cita-Cita Kyai dengan Menyinergiskan Tahfidz Qur’an dan Pelajaran



Penyinergisan antara tahfidz qur’an dan mata pelajaran sangat sulit ditemukan di Indonesia ini atau bahkan dalam skala dunia, tapi ust. Manshur dapat membuktikannya di awal mula berdirinya Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan MTs-MA (PTYQM MTs-MA). Bagaimana kisahnya? Berikut wawancara Abyan Dzaka’ dan Dzikri Hanif dengan Drs. H. Manshur, M. S.   I.
 




  
              Dengan mengenakan kaos dan sarung serta memakai peci putih, ust. Manshur menyambut  mimpi MENAWAN dengan hangat di depan rumahnya. “Ayo, silahkan duduk.”pintanya kepada Magazine.

            Di depan rumahnya, tertata rapi 6 buah kursi yang mengelilingi 1 buah meja hidangan berukuran mini. “Jadi apa yang mau dibicarakan?”tanya ust. Manshur to the point. mimpi MENAWAN langsung menjelaskan maksud dan tujuan mimpi MENAWAN kepada ust. Manshur agar menceritakan sejarah berdirinya PTYQM MTs-MA.

            Dengan menggunakan voice recorder, mimpi MENAWAN merekam serta mencatat apa yang diceritakan ust. Manshur. “PTYQM merupakan kelanjutan dari Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak (PTYQA) yang terletak di desa Krandon, kecamatan Kota, kabupaten Kudus.”ujar ust. Manshur mengawali ceritanya.

            “Sejak dulu K. H. M. Ulin Nuha Arwani dan K. H. M. Ulil Albab Arwani, selaku pimpinan Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ) ingin mempunyai pondok modern yang berbasis sekolahan dengan memadukan Antara tahfidz qur’an dan pelajaran formal atau ilmu pengetahuan, serta bahas kesehariannya Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.”papar ustadz kelahiran 1961 tersebut.
            “Untuk merealisasikannya, K. H. M. Ulin Nuha Arwani dan K. H. M. Ulil Albab Arwani mendatangkan ustadz pengabdian dari pondok modern Gontor untuk mendidik santri di PTYQA, namun usaha tersebut tidak berhasil.”tambah ustadz 3 anak itu. Hingga harus menunggu beberapa tahun lamanya, sampai akhirnya muncullah setitik harapan untuk mewujudkan keinginan pimpinan PTYQ, yaitu dengan berdirinya PTYQM MTs-MA.
Maka dari itu, pada tanggal 8 Mei 2008 ustadz Manshur di suruh datang ke kediaman K. H. Ma’shum AK, pimpinan Yanabi’ul Qur’an, untuk didaulat memimpin MTs. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (dulu baru MTs yang berdiri, Red). Kemudian ustadz yang sudah berkepala lima itu diperintahkan untuk menemui K. H. M. Ulin Nuha Arwani dan K. H. M. Ulil Albab Arwani.
“Pak Manshur, itu MTs siswanya menghafal Al-Qur’an.  Adapun isinya, terserah Pak Manshur yang penting jangan menghalangi siswa menghafal Al-Qur’an.”pesan K. H. M. Ulin Nuha Arwani ketika ustadz Manshur menemui beliau. “Diniati berkhidmat pada A-Qur’an, ya!”imbuh K. H. M. Ulil Albab Arwani.
Setelah itu, ustadz Manshur melangkah untuk mendesain  pondok ini dengan hanya mengajarkan 5 ilmu agama, yaitu : 1. Sumber dari segala sumber adalah Al-Qur’an, 2. Kunci ilmu yaitu Bahasa dan Matematika,       3. Ilmu tauhid melingkupi Fisika, Biologi, Kimia, dan Geografi, 4. Ilmu Ibadah meliputi Fiqih dan Tafsir Hadist, 5. Ilmu mu’amalah (pergaulan antar manusia) mencangkup Akhlak, PKn, Sejarah, TIK, dan Olahraga.
“Jadi di PTYQM MTs-MA tidak ada istilah ilmu umum, karena pemisahan ilmu umum dan agama adalah produk penjajah yang membuat Islam terbengkalai.”tegas ustadz lulusan Pondok Modern Gontor tersebut.
Dengan menyederhanakan pemahaman ilmu hanya 5  ilmu agama, setidaknya bisa meringankan beban pikiran anak sehingga mereka tidak merasa berat dan juga tidak terganggu pikirannya. “Dengan demikian, tahfidz mereka tidak terganggu. Hal ini sejalan dengan pesan K. H. M. Ulin Nuha Arwani.”terang ustadz yang menamatkan pendidikan S-2 jurusan PAI di IAIN Wali Songo Semarang itu.
              Ketika disinggung mengenai lokasinya yang terpencil (Menawan, Red) serta tentang tanahnya, beliau mengungkapkan bahwa pendirian sebuah madrasah minimal 5 km dari madrasah yang sudah ada.  Oleh karenaitu, yayasan Arwaniyyah mencari tempat terpencil dan menemukannya di desa Menawan ini. Selain jaraknya jauh dari madrasah yang sudah ada, juga suasananya yang hening dan sejuk sehingga sangat mendukung untuk menghafal Al-Qur’an. Sedangakan tanahnya adalah tanah wakaf dari H. Tas’an Wartono seluas 1 ha dan tanah wakaf dari Hj. Masfu’ah Mahasin Kroya seluas 1 ha juga yang baru diwakafkan pada tahun  2013 kemarin. Dari tambahan tanah tersebut, bertambahlah fasilitas pondok, seperti: Dua lapangan futsal, laboratorium permanen, lapangan bola voli, lapangan bola basket, dan lain-lain kecuali lapangan sepak bola.
            Mengenai dana pembangunan PTYQM MTs-MA, beliau menjelaskan bahwa dana pendirian gedung pertama kali  berasal dari Departemen Agama (Depag). “Kemudian untuk keperluan lain, pondok mendapat sumbangan dari para donator, Antara lain H. M. Chilmi yang menjabat sebagai pengusaha Mubarok Food, para guru dan karyawan MAN 1 KUDUS, H. A. Haris yang merupakan wali Abdullah Taufiq Irsyad, serta donator-donator lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.”ujar kepala pelaksana harian PTYQM tersebut.
Pada tanggal 8 Agustus 2009, Direktur Pendidikan Madrasah Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Drs. H. Firdaus, M. Pd. Meresmikan Madrasah Tsanawiyyah Tahfidz Yanbu’ul Qur’an dan diabadikan dengan batu nisan bertandatangan beliau yang sekarang diplester di dinding kantor. Sedangkan hari lahirnya Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan diyakini pada tanggal 5 Maret 2009

Sistem Pengajaran
              Di PTYQM MTs-MA, para ustadz dituntut untuk mengajar dengan cara yang menyenangkan, mudah dipahami, dan ikhlas. Sehingga ilmu bisa lama melekat dalam ingatan siswa.
            “Adapun system pengajaran di PTYQM MTs-MA yaitu menggunakan system belajar tuntas, artinya guru tidak boleh memberikan PR pada siswa. Jadi gurumengajar hingga siswa paham, kemudian guru memberi tugas pada siswa dan langsung dikumpulkan ke gurunya untuk dikoreksi. Sehingga, siswa pulang sekolah tidak mempunyai beban tugas sekolah.”beber ustadz yang masuk Koran Radar Kudus sebanyak tiga kali tersebut.
“Dengan demikian, mereka bisa berkonsentrasi menghafal Qur’an. Sehingga, Antara tahgidz qur’an dan pelajaran formal dapat berjalan secara sinergis (bersama-sama, Red), tidak ada yang lebih utama diantara keduanya. Bahkan, keduanya adalah suatu yang integral, satu kesatuan yang tidak dapat dipisah. Inilah yang menjadikan PTYQM MTs-MA menjadi pilihan utama yang dicari para wali santri.”lanjut ustadz Manshur dengan semangat.
Ustadz Manshur berharap bahwa suatu saat nanti pondok ini adalah titik kebangkitan umat Islam. “Saya berharap pondok ini akan menjadi mercusuar dunia yang mana para lulusannya hafal Qur’an, mengetahui isinya, menguasai ilmu pengetahuan, dan siap menyambut ERA BARU KEJAYAAN ISLAM.”koar ustadz yang juga menjabat Kepala MTs. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an tersebut. (v28&dhi)




Kamis, 20 Maret 2014







2 comments:

  1. maaf sebelumnya kak? apakah anda mempunyai data-data mengenai PTYQ yang lain? karena saya sangat membutuhkan sebagai data observasi saya. terimakasih.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih ka atas infonya, sangat membantu 👍

    ReplyDelete